Haus Akan Uang
Pada
suatu hari terdapat gerombolan orang yang berpakaian layaknya seperti pengayom
masyarakat. Mereka berkendara kemudian berhenti disuatu tempat. Tempat tersebut
cukup ramai dengan banyaknya pengguna jalan. Entah apa yang di maksud oleh
gerombolan orang tersebut,yang jelas mereka berhenti ditepi jalan. Mereka
tengok ke kanan dan ke kiri dan tanpa alasan yang jelas mereka menghentikan
pengendara jalan yang sedang melaju.
Dari
sekian banyak yang di hentikan oleh gerombolan orang tersebut,terdapat salah
satu orang yang profesinya juga sebagai pengayom masyarakat. Tetapi teritorialnya berbeda.
Kemudian pengayom masyarakat itu bertanya, “selamat siang pak?” tukas pengayom
masyarakat itu. Si pengendara menjawab, “selamat siang”. Kemudian pengayom
masyarakat itu menjelaskan maksudnya, “sengaja saya menghentikan bapak,karena
bapak telah melakukan kesalahan dalam berlalu lintas. Bapak terkena denda
sebesar Rp. 500.000,00; sesuai dengan pasal yang telah dilanggar oleh Bapak.”
Si pengendara pun bingung sendiri,kemudian dia bertanya kepada pengayom
masyarakat itu, “sebenarnya apa kesalahan saya pak?” lalu pengayom masyarakat
itu menjawab, “kesalahan Bapak yaitu belok tanpa menggunakan lampu riting.” Si
pengendara pun bingung lagi dan berkata dalam hatinya, ”perasaan kalo belok
tanpa lampu riting hanya denda Rp. 200.000,00; tapi kenapa ini sampe Rp.
500.000,00.” Lalu pengendara tersebut bertanya, “setahu saya,jika belok tanpa
riting sanksinya hanya denda Rp. 200.000,00;
kok kenapa ini sampe melebihi.” Pengayom masyarakat itu dengan segera
membuka buku kecilnya dan ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Pengendara
tersebut. Pengayom masyarakat itu tak mau disalahkan,dia membohongi Pengendara
tersebut dengan alasan untuk keperluan lain dan sebaga ganti ongkos mereka
datang kesini. Setelah itu Si pengendara mulai marah. Dan karena dia tahu bahwa
pengayom masyarakat itu bohong,lalu dia menegur pengayom masyarakat itu,
“kenapa kau berbohong,anda tahu siapa saya?sudahlah tidak usah bohong,apalagi
membohongi diri hanya dengan uang “. Dengan yang sudah merah,pengayom
masyarakat itu meminta maaf dan mempersilahkan Si pengendara itu untuk
melanjutkan perjalananya. Kata terakhir dari Si Pengendara, ” dasar pengayom
masyarakat kurang pendidikan! Hanya terima jadi kaya NASI PONGGOL!”
Kemudian
pengendara itu melanjutkan perjalananya sedangkan pengayom masyarakat itu kabur
entah kemana bersama gerombolanya. Mungkin ke WARTEG!......
Share This :
0 komentar:
Posting Komentar